Membuang ’Sampah Pikiran’

Ada kisah menarik dari Anas bin Malik. Suatu ketika ia berjalan dengan Rasulullah SAW. Ketika itu, datanglah seorang Arab badui dari arah belakang. Dengan serta-merta ia menarik jubah najraani yang dikenakan Rasulullah SAW.

 Anas barkata, "Aku memandang leher Rasulullah dan melihat bahwa jubah itu telah meninggalkan bekas merah di sana karena kerasnya tarikan. Orang badui itu kemudian berkata, 'Wahai Muhammad, beri aku sebagian dari kekayaan Allah yang ada di tanganmu'. Rasul kemudian menolah kepadanya, dan tarsenyum, lalu memerintahkan agar orang itu diberi uang,"

 Kisah ini menggambarkan betapa mulianya akhlak Rasulullah SAW. Beliau tidak pernah membalas keburukan orang dengan keburukan lagi. Saat dihina, beliau tidak marah atau sakit hati. Beliau justru mendoakan kebaikan. Mengapa Rasulullah SAW mampu tenang dan bijak menghadapi gangguan orang lain? Jawabnya, Rasulullah SAW memiliki kelapangan dada dan kejernihan pikiran.

 Ternyata, yang membuat hidup kita tidak bahagia adalah diri kita. Penyikapan yang buruk terhadap suatu kejadian adalah sumber penderitaan. Mirip orang yang sariawan makan keripik pedas. la menangis, marah, dan uring-uringan. Yang membuat ia menderita bukan keripiknya, melainkan lidahnya yang berpenyakit. Bagi orang yang tidak sariawan, keripik tersebut nikmat dan renyah.

 Saudaraku ada banyak hal yang membuat hidup kita tidak nyaman. Salah satunya adalah kegemaran menyimpan ’memori-memori’ buruk. Otak bisa diibaratkan wadah penyimpanan yang akan kotor ketika kita mengisinya dengan sampah.

 Pengalaman-pengalaman buruk, separti penghinaan, perlakukan buruk, cemoohan, ketersinggungan, kegagalan, dan lainnya; adalah "sampah" yang barpotensi mengotori pikiran. Semakin sering kita menyimpan memori buruk di otak, semakin negatif sikap dan perilaku kita.

 Karena itu, satu syarat agar hidup kita bahagia adalah membersihkan kepala dari "sampah-sampah" busuk. Bagaimana caranya? Pertama, selalu berusaha mengingat kebaikan orang dan melupakan keburukannya. Saat orang lain menyakiti kita, carilah seribu satu alasan agar kita tidak benci. Ingatlah selalu kebaikannya. Jangan sampai kita mengabaikan seribu kebaikan orang, hanya karena satu keburukan yang boleh jadi tidak sengaja ia lakukan.

 Kedua, segera lupakan semua perlakuan buruk orang lain. lbaratnya, kalau tinta mengotori muka, maka tindakan yang bijak adalah segera membersihkannya, bukan membiarkannya, atau menunjukkannya pada yang lain. Demikian pula saat orang berlaku buruk pada kita, menghina misalnya, alangkah bijak bila kita segera menghapusnya, bukan memendamnya, membesar-besarkannya, atau menunjukkannya pada banyak orang.

 Ketiga, mohonlah kepada Allah SWT agar diberi hati yang lapang dan pikiran yang jernih. Ada doa dalam Alquran yang bisa kita panjatkan,

 "Ya Tuhanku, lapangkanlah dadaku, dan mudahkanlah urusanku; dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku; agar mereka mengerti perkataanku."


Robbisyrohliy shodriy wayassirliy amriy ....(OS Thaahaa [20]: 25-28).

Merawat "Rumah Jiwa"

Rumah kita masih yang itu-itu juga. Tapi, sekembali dari mudik dan silaturahmi kita menemukan ada yang beda. Ditinggal sebentar saja, rumah kita telah berubah. Bukan bentuk dan struktur bangunannya. Bukan. Perubahan itu mungkin teramat kecil; tapi hampir setiap kita sepulang dari bepergian dan rumah tiada berpenghuni seorang pun, kita akan merasakannya. Rumah kita menjadi terasa berebu.

 Baru saja kaki memasuki teras, debu itu telah terasa menempel tebal. Risih dan tidak nyaman. Begitulah tabiat rumah yang jarang disambangi dan tiada berpenghuni, debu-debu akan tertimbun dan mengotori. Anehnya, rumah juga akan gampang rusak. Padahal, ketika kita tempati, seingat kita tak juga dirawat ekstra ketat. Tapi begitulah kenyataannya.

 Di samping rumah saya yang sederhana, ada rumah yang lama ditinggalkan penghuninya. Terkunci. Dari celah pagarnya yang rapat saya bisa tahu bahwa belukar rimbun menumbuhi. Kata beberapa jamaah masjid, "Bagian belakangnya telah ambrol, Mas." Ya, rumah itu jadi terlihat kotor dan rusak.

 Begitulah tabiat rumah. Jika bangunan fisik saja butuh disambangi, butuh dibersihkan, dirawat, bahkan dimanfaatkan untuk aktivitas, bagaimana halnya dengan "rumah jiwa" kita? Tentu ia butuh lebih banyak lagi perawatan. Sayangnya, rumah jiwa kita debu-debunya tidak mudah diraba; mungkin karena wujudnya saja yang beda. Debu-debu itu bisa berupa kegelisahan, 'kemrungsung' menghadapi hidup, mudah sakit hati, gampang mendendam, hampa, dan sebagainya.

 Rumah yang dibersihkan tiap hari, perabotan dan barang-barangnya dirapikan setiap saat, akan terasa bersih dan lapang. Demikian pula dengan rumah jiwa kita. Jika kita rajin mengunjungi, membersihkan, merawat, dan menatanya, ia akan jernih, tajam, dan cemerlang. Rumah jiwa itu akan berkilauan. Dengan apa kita melakukannya? Kita merawat rumah jiwa kita dengan ketaatan kepada-Nya; ibadah, dzikir, istighfar, menolong sesama dan sebagainya.

 Semakin lama rumah ditinggalkan, semakin banyak pula yang harus dibersihkan. Demikian pula halnya ketika kita lama tidak menyambangi rumah jiwa kita, lama tidak berketaatan kepada-Nya, lama bermaksiat kepada-Nya, tak perlu khawatir. Hanya diperlukan kerja ekstra untuk benar-benar membersihkannya; jalan itu telah ada, yaitu taubat. Banyak istighfar dan memperbaiki diri.


 Demikian bincang kita tentang rumah dan debu, semoga bermanfaat. Kini, mari kita jaga dan rawat 'rumah' kita.

Hikmah Memaafkan

Seorang lelaki Arab bernama Tsumamah bin Itsal dari Kabilah Al Yamamah pergi ke Madinah hendak membunuh Nabi Muhammad SAW. Segala sesuatu telah ia persiapkan secara matang, sebilah pedang tajam sudah disandangnya, dan ia pun masuk ke kota suci Madinah tempat Rasulullah bermukim.

 Dengan semangat meluap-luap ia mendatangi majelis Rasulullah, untuk melaksanakan niatnya. Umar bin Khattab yang melihat gelagat buruk itu, langsung menghadang Tsumamah. Umar bertanya, “Apa tujuan kedatanganmu ke Madinah? Bukankah engkau seorang musyrik?”

 Dengan terang-terangan Tsumamah menjawab, “Aku datang ke negeri ini hanya untuk membunuh Muhammad!”. Mendengar ucapannya, dengan sigap Umar langsung meringkusnya. Tsumamah tak sanggup melawan Umar yang perkasa, Umar berhasil merampas senjatanya dan mengikat tangannya, kemudian ia dibawa ke masjid.

 Setelah mengikat Tsumamah di salah satu tiang masjid, Umar segera melaporkan kejadian ini pada Rasulullah. Rasulullah segera keluar menemui orang yang bermaksud membunuhnya itu. Setibanya di tempat pengikatannya, beliau mengamati wajah Tsumamah baik-baik yang terlihat kelelahan dan ketakutan. Kemudian berkata pada para sahabatnya, “Apakah ada di antara kalian yang sudah memberinya makan?”.

 Para shahabat Rasul tentu saja kaget dengan pertanyaan Rasulullah. Umar yang sejak tadi menunggu perintah Rasulullah untuk membunuh orang ini seakan tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Maka Umar memberanikan diri bertanya, “Makanan apa yang Andamaksud wahai Rasulullah? Orang ini datang ke sini ingin membunuh bukan ingin masuk Islam!”

 Namun Rasulullah tidak menghiraukan sanggahan Umar. Beliau berkata, “Tolong ambilkan segelas susu dari rumahku, dan buka tali pengikat orang itu”. Walaupun merasa heran, Umar mematuhi perintah Rasulullah.

 Setelah memberi minum Tsumamah, Rasulullah dengan sopan berkata kepadanya, “Ucapkanlah Laa ilaha illa-Llah (Tiada ilah selain Allah). ”Si musyrik itu menjawab dengan ketus, “Aku tidak akan mengucapkannya!”. Rasulullah membujuk lagi, “Katakanlah, Aku bersaksi tiada ilah selain Allah dan Muhammad itu Rasul Allah.”

 Namun Tsumamah tetap berkata dengan nada keras, “Aku tidak akanmengucapkannya!” Para sahabat Rasul yang turut menyaksikan tentu saja menjadi geram terhadap orang yang tak tahu untung itu. Tetapi Rasulullah malah membebaskan dan menyuruhnya pergi. Tsumamah yang musyrik itu bangkit seolah-olah hendak pulang kenegerinya. Tetapi belum berapa jauh dari masjid, dia kembali kepada Rasulullah dengan wajah ramah dan berseri ia berkata, “Ya Rasulullah, aku bersaksi tiada ilah selain Allah dan Muahammad Rasul Allah.”

 Rasulullah tersenyum dan bertanya, “Mengapa engkau tidak mengucapkannya ketika aku memerintahkan kepadamu?” Tsumamah menjawab, “Aku tidak mengucapkannya ketika masih belum kau bebaskan karena khawatir ada yang menganggap aku masuk Islam karena takut kepadamu. Namun setelah engkau bebaskan, aku masuk Islam semata-mata karenamengharap keridhaan Allah Robbil Alamin.”

 Pada suatu kesempatan, Tsumamah berkata, “Ketika aku memasuki kota Madinah, tiada yang lebih kubenci dari Muhammad. Tetapi setelah aku meninggalkan kota itu, TIADA SEORANG PUN DI MUKA BUMI YANG LEBIH KU CINTAI SELAIN MUHAMMAD RASULULLAH”

 ***

 Dulu, Umar Bin Khatab terkenal sebagai seorang jahiliyah yang kejam, ia tega membunuh anaknya sendiri. Juga terkenal sebagai orang yang memusuhi Islam.

 Namun dengan arif dan bijaksana, Nabi melupakan semua masa lalu yang kelabu itu, lalu memaafkan semua kesalahan Umar. Sikap Nabi tersebut menimbulkan simpati yang mendalam bagi Umar. Dari sikap memusuhi, Umar berbalik menjadi bersimpati. Umar lalu menjadi pengikut Nabi, menjadi panglima perang dan menjadi khalifah yang terkenal bijaksana setelah Nabi wafat.

 Khalid bin Walid sebelumnya juga terkenal bengis dan merupakan musuh utama Nabi dan para sahabat. Ia telah membunuh 70 orang sahabat-sahabat terbaik Nabi dalam perang Uhud.

 Namun Nabi berhasil menaklukkan Khalid, tidak dengan kekerasan, tetapi dengan sikap bijaksana dan memaafkan semua kesalahan Khalid. Ia pun lalu berbalik menjadi pengikut Nabi dan tercatat sebagai panglima perang terbaik dan gagah berani sepanjang sejarah Islam.

 Memang tidak selamanya kekerasan bisa diselesaikan dengan kekerasan, keburukandibalas dengan keburukan, perbuatan jahat dibalas dengan kejahatan pula. Hal itu sering tidak menyelesaikan masalah, sebaliknya justru menimbulkan dendam dan sakit hati berkepanjangan.


 Kita tentu pernah membuktikan sendiri bahwa memaafkan memiliki kekuatan dan hikmah yang luar biasa. Memaafkan secara luar biasa bisa merubah antipati menjadi simpati serta meluruhkan dendam yang menggerogoti dan selalu meracuni hati kita. Mari saling memaafkan dengan bersungguh-sungguh. ***

Tak Berani Tahan Andi Mallarangeng, KPK Takut "Di-Antasari Azhar-kan"

Jum'at, 13 September 2013 06:01 wib
Mustholih - Okezone


Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI), Boyamin Saiman, menilai para petinggi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memang sengaja memperlambat kerja-kerja penyidikan kasus proyek pembangunan sport center Hambalang, Jawa Barat.
 
 Menurutnya, Abraham Samad dan kawan-kawan ini ketakutan bakal di-Antasari Azhar-kan apabila sampai berani mengungkap kasus Hambalang dan menahan mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Andi Mallarangeng.
 
 "KPK ini mencoba mencari selamat supaya tidak mengalami peristiwa kriminalisasi seperti Antasari dulu," kata dia saat dihubungi Okezone, Kamis (12/9/2013).
 
 Dalam kasus Andi Mallarangeng, Boyamin mengatakan, KPK bersikap ambivalen. KPK dulu beralasan tidak mungkin bisa menahan Andi Mallarangeng mengingat belum mengantongi perhitungan akhir kerugian negara dalam proyek Hambalang, namun ketika perhitungan itu akhirnya dikeluarkan Badan Pemeriksa Keuangan, Komisi Antikorupsi ini tetap mengulur waktu menuntaskannya.
 
 "Pemeriksaan saksi-saksi untuk Andi Mallarangeng sudah semua dan Andi sendiri sudah pernah diperiksa sebagai tersangka. Sebenarnya tidak ada yang ditunggu lagi untuk penahanan Andi," ujar pria yang akrab disapa Boy ini.


 Dijelaskannya, para pimpinan KPK menanggalkan baju penegak hukum dan berubah menjadi politikus apabila bersinggungan dengan kasus-kasus korupsi yang melibatkan kekuasaan Istana. "Terhadap kekuasaan, KPK ini melintir jadi politisi bukan aparat penegak hukum. Kalau politisi selalu ada jawaban. Kalau penegak hukum kan jelas dan terukur," terang Boy.

 Boyamin menduga pimpinan KPK mengidap sindrom 'kriminalisasi' Antasari Azhar. Mereka, kata dia, khawatir kasus Antasari berulang lagi apabila sampai menahan Andi Mallarangeng. "Padahal apa yang ditakutkan. Masa kekuasaan (Istana) sudah hampir selesai. Kalau muter-muter terus malah ditembak. Akhirnya malah enggak dianggap," kata Boy.



 Dalam kasus Hambalang, KPK telah menetapkan mantan Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Kemenpora, Deddy Kusnidar, mantan Menpora Andi Mallarangeng, dan Ketua Konsorsium dari PT Adhi Karya dan PT Wijaya Karya, Teuku Bagus Mokhammad Noor. Deddy memilih KPK segera menahannya dengan alasan banyak mengalami teror.

SBY Tak Mampu Memakmurkan Rakyat


Rabu, 11 September 2013 07:05 wib
Tri Kurniawan - Okezone

JAKARTA - Hak keuangan dan fasilitas mewah yang diterima Presiden dan Wakil Presiden dipermasalahkan. Seorang warga, Awaludin mengajukan gugatan uji materi Undang-Undang nomor 7 tahun 1978 ke Mahkamah Konstitusi (MK).

Mantan Juru Bicara Presiden era Abdurrahman Wahid, Adhie M Massardi menduga, Awaludin melakukan itu lantaran fasilitas yang diterima Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak sebanding dengan apa yang berhasil dilakukannya untuk kepentingan rakyat.

"SBY dan Wapres dinilai berlebihan karena tidak ada kebijakan yang prorakyat. Sehingga orang melihat fasilitas itu menjadi berlebihan," kata Adhie kepada Okezone, Selasa (10/9/2013).

Menurutnya, hampir dua periode menjabat, kebijakan dan program Presiden SBY sangat jauh dari memakmurkan dan berpihak pada rakyat. "Kecuali BLT (Bantuan Langsung Tunai). Itupun juga untuk kepentingan politik SBY," terangnya.

Sebenarnya, lanjut dia, fasilitas yang didapat SBY dan Wakilnya Boediono tidak terlalu berlebihan. Fasilitas yang didapat SBY dan Boediono sama dengan apa yang didapat pemimpin negara lain.

"Secara umum, dibandingkan dengan presiden lain sebetulnya tidak jauh-jauh juga bedanya. Tapi, karena tidak ada karyanya jadi sangat berlebihan," tegasnya.

Dia mencontohkan, Presiden Soekarno memiliki banyak tempat peristirahatan saat menjabat. Namun, hal itu tidak jadi persoalan. Pasalnya, rakyat masih melihat ada karya yang dibuat Bung Karno.

"Sebetulnya, tidak masalah SBY mau mewah kalau ada karyanya. Jadi yang penting itu ada karyanya. Gugatan ini lebih ke kritikan agar SBY lebih memakmurkan rakyat," cetusnya.


Dia menilai, tahun politik ini SBY lebih banyak berkutat dengan kepentingan Partai Demokrat dan urusan keluarganya. Sementara, anggaran belanja negara untuk perjalan dinas Presiden sejak SBY menjabat naik 400 persen. "Ini salah satu bukti ada pemborosan," pungkasnya. 

OPINI - Cerobohnya Pendidik Kami



Kasus masuknya unsur pornografi dan kata-kata kasar pada buku pelajaran anak-anak sekolah sepertinya tidak pernah menjadi pelajaran bagi para pendidik. Pendidik di sini adalah mulai dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, kepala daerah, kepala dinas pendidikan, kepala sekolah dan para guru. Bukti tidak pernah menjadi pelajaran sebab masuknya hal-hal yang dirasa merusak moral dan mental anak-anak sekolah dalam buku pelajaran selalu terulang.

Belum usai masalah masuknya kata kasar seperti “bangsat” dan “banjingan” di buku pelajaran SMP di Kota Semarang, Jawa Tengah, masyarakat dihebohkan dengan adanya kuisioner yang harus diisi oleh siswa SMP di Kota Sabang, Aceh, tentang berapa panjang alat kelamin dan berapa besar payudara mereka. Kuis itu rupanya juga ditemukan di Sleman, Jogjakarta. 

Biasanya para guru di sekolah baru terperanjat ketika hal-hal demikian direspons oleh orangtua siswa. Terus selama ini ke mana mereka? Sering terjadinya hal-hal yang tidak etis atau hal-hal yang dirasa belum waktunya masuk pada buku-buku, itu sebuah akibat dari proses pendidikan kita yang hanya mengejar kualitas. Dalam mengejar kualitas, para siswa diharapkan untuk giat belajar. Agar giat belajar maka siswa harus sering bergelut dengan buku ajar. Nah dengan banyaknya buku ajar yang dimiliki sang siswa maka sang siswa mempunyai potensi untuk meningkat kualitasnya.

Untuk memenuhi buku-buku tambahan, selama ini pemerintah sepertinya lepas tangan. Pemerintah menyerahkan buku tambahan kepada sekolah. Peluang ini dibaca oleh penerbit untuk menerbitkan buku-buku tambahan yang beragam dan semua jenjang kelas dilayani. Sebab penerbit banyak maka buku-buku tambahan untuk anak sekolah pun melimpah dan berserak.

Melimpahnya buku pelajaran tambahan itu membuat kepala sekolah dan guru kewalahan dalam menyeleksi buku tambahan mana yang cocok untuk siswanya. Di tengah kesibukan mengajar dan adanya iming-iming dari para penerbit akan bonus bila satu kelas bahkan satu sekolah membeli buku membuat kepala sekolah dan guru tidak konsentrasi dalam mengoreksi isi buku, termasuk formulir buat siswa. Kecerobohan yang terjadi membuat hal-hal yang tak pantas tadi terjadi. 

Agar hal-hal di atas tak terulang, maka Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang bertanggungjawab dalam masalah ini, harus bersikap tegas kepada para penerbit, kepala daerah, kepala dinas, kepala sekolah, dan guru yang tak awas dalam membuat dan mengoreksi isi buku tambahan. Bisa saja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam masalah ini lepas tangan dengan dalih, pendidikan adalah bagian dari otonomi daerah sehingga hal demikian urusan kepala daerah.

Apa yang didalihkan kementerian yang dipimpin oleh Muhammad Nuh itu bisa saja benar sebab dengan adanya otonomi daerah membuat pengawasan yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tak maksimal. Dengan dalih demikian maka Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tak mempunyai wewenang langsung untuk memantau peredaran buku tambahan. 

Dengan tak adanya pengawasan langsung maka Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tak tahu adanya lalu lalang buku tambahan sekolah yang demikian massifnya. Tak adanya pengawasan dari otoritas yang seharusnya bertanggungjawab inilah yang membuat penerbit, kepala sekolah, dan guru seenaknya sendiri dalam menentukan buku tambahan. Sedang kepala daerah dan kepala dinas tak mau tahu. 

Menginginkan agar masuknya pornografi, SARA, dan vandalisme dalam buku sekolah tak terulang merupakan keinginan seluruh masyarakat. Untuk itu maka masalah pendidikan tak bisa seenaknya diurus. Sibuknya kepala daerah ‘mengembalikan’ modal selepas menang Pilkada membuat kepala daerah juga kurang konsentrasi dalam mengurusi pendidikan di daerahnya. Bisa jadi kepala daerah malah mengkapitalisasi dunia pendidikan untuk kepentingan pribadinya. Karena pendidikan urusan daerah maka di sini kepala daerah mempunyai hak yang luas untuk mengatur segala hal mengenai pendidikan, seperti bisa memindah guru atau memilih kepala dinas pendidiikan. Hak yang demikian juga bisa membuat kepala daerah bermain mata dengan penerbit. Dengan haknya kepala daerah bisa menekan kepala sekolah dan guru untuk membeli buku dari salah satu penerbit tanpa memikirkan isi buku. 

Berangkat dari paparan di atas maka urusan pendidikan ini harus ‘diambil kembali’ oleh pemerintah pusat. Diambil kembali oleh pemerintah pusat bukan menjadikan pendidikan seperti masalah urusan luar negeri, keuangan, pertahanan dan keamanan, dan agama yang saat ini menjadi wewenang urusan pemerintah pusat namun bagaimana hal-hal yang mengenai urusan materi pendidikan menjadi tanggung jawab pemerintah pusat. Memang selama ini masalah kurikulum sudah menjadi urusan pemerintah pusat namun masalah materi buku terkadang diserahkan ke daerah. Sisi positifnya masalah materi diserahkan ke daerah memang bagus yakni supaya timbul kreativitas namun terbukti lebih banyak teledornya daripada kreativitasnya.

Ketika pemerintah pusat mengurusi masalah isi buku materi maka pemerintah pusat berhak memberi rambu-rambu dan syarat kepada penerbit untuk bagaimana mencetak buku yang bertanggungjawab. Pemerintah harus membentuk semacam badan pengawas buku sekolah. Ketika pemerintah tegas dalam masalah ini maka penerbit, kepala daerah, kepala dinas, kepala sekolah, dan guru harus patuh.
Ketika aturan ini berjalan maka penerbit, kepala sekolah, dan guru tak bisa menentukan seenaknya sendiri buku-buku yang akan dijual kepada siswa. Semua buku yang dijual kepada siswa harus diberi cap ‘halal’ oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dengan aturan ini maka para pendidik di daerah, mulai dari kepala daerah, kepala dinas, kepala sekolah, dan guru akan tetap konsentrasi pada kerjanya dan tidak memikirkan buku (dan komisinya). Bagaimana kalau buku itu masih mengandung unsur pornografi, SARA, dan vandalisme? Berarti yang salah pada menterinya bukan pada orang daerah.

Ardi Winangun
Penggiat Komunitas Penulis Lapak Isu (Koplaks)

32 Desa & Kelurahan di Jabar Jadi Daerah Sadar Hukum & HAM

Sebanyak 32 desa dan kelurahan di Jawa Barat akan ditetapkan sebagai daerah sadar hukum dan hak azasi manusia (HAM). Penetapan itu akan dilakukan Menteri Hukum dan HAM, Amir Syamsudin, pada 24 September 2013.

Penghargaan itu bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya ketaatan pada hukum dan HAM.

Kepala Divisi Pelayanan Hukum dan HAM Kanwil Kemenkum HAM Jawa Barat, Agus Anwar, mengatakan, ada sejumlah kriteria untuk penilaian desa/kelurahan sadar hukum dan HAM tersebut.

“Untuk desa dan kelurahan sadar hukum dan HAM ini ada enam kriteria yang jadi penilaian,” sebutnya di Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (17/9/2013).

Enam kriteria itu adalah rendahnya angka kriminalitas, ketaatan warganya membayar pajak, tidak terjadi pernikahan dini, rendahnya penyalahgunaan narkoba, ketentuan yang ditentukan desa dan kelurahan, dan terakhir kebersihan lingkungan.

“Setelah ditetapkan sebagai desa dan kelurahan sadar hukum dan HAM, nanti akan ada evaluasi, bisa saja penghargaan itu diganti jika ada poin yang akhirnya tidak terpenuhi,” ungkapnya.

Asep mengatakan, desa dan kelurahan sadar hukum dan HAM itu diusulkan masing-masing pemerintah kabupaten dan kota. “Untuk menentukan itu, kita tidak bisa sembarangan, harus ada usulan dari kabupaten dan kota,” cetusnya.

Sebanyak 32 desa dan kelurahan itu berasal dari berbagai daerah se-Jawa Barat. Namun yang terbanyak berasal dari Kabupaten Bandung.

Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar, berharap, nantinya semua daerah di Jabar menjadi desa dan kelurahan sadar hukum dan HAM. Tapi hal itu tentu harus dilakukan secara bertahap.

“Targetnya kan lebih bagus di semua desa. Tapi kan butuh waktu panjang dan penuh tantangan,” ucapnya.

Sementara, untuk meningkatkan kesadaran warga akan pentingnya ketaatan pada hukum dan HAM, Kemenkum HAM Jabar bekerja sama dengan pemprov akan melakukan penyuluhan ke berbagai daerah. Penyuluhan disesuaikan dengan tingginya angka pelanggaran di suatu daerah. Misalnya, di desa A angka penyalahgunaan narkoba tinggi, maka penyuluhan yang dilakukan di sana tentang bahayanya penggunaan narkoba.

Jabar Raih WTP 2 Tahun Berturut-turut

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan untuk kesekian kalinya menerima Penghargaan dari Pemerintah Republik Indonesia yang langsung diserahkan oleh Wakil Presiden Boediono.

Penghargaan diberikan karena Pemerintah Provinsi Jawa Barat dinilai berhasil menyusun dan menyajikan Laporan keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) tahun 2012 dengan capaian tertinggi dalam akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah, di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan Jalan Senen Raya, Jakarta Pusat, Kamis (12/9/2013).

Menanggapi penghargaan yang ke-116 tersebut, Heryawan menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi yang tinggi atas penghargaan tersebut. Menurutnya, capaian prestasi berupa opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selama 2 tahun berturut-turut, yang diikuti dengan penghargaan dari Pemerintah RI adalah bukti pengakuan publik atas kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

"Selama 2 tahun berturut-turut, Pemerintah Provinsi Jawa Barat mendapat opini WTP dari BPK RI, untuk tahun anggaran 2011 dan 2012. Semuanya itu merupakan bukti keseriusan kita dalam mengelola keuangan secara transparan, akuntabel dan tersaji dengan baik. Semua prestasi itu berkat dukungan semua pihak. Untuk itu saya ucapkan terima kasih," kata Heryawan dalam siaran pers yang diterima INILAH.COM, Kamis (12/9/2013)

Sementara itu, Wakil Presiden Boediono menegaskan reformasi bidang keuangan tingkat keberhasilannya tergantung pada bagaimana kebijakan pimpinan lembaga atau kepala daerah yang bersangkutan. Hal itu penting karena terkait dengan pengelolaan keuangan, penatausahaan asset dan manajemen sumberdaya manusia.

"Setelah dikaji lebih dalam bahwa tingkat keberhasilan itu tergantung pada kemampuan dan gaya kepemimpinan," ujarnya.

Menteri Keuangan Chatib Basri dalam laporannya kepada Wakil Presiden, menyatakan acara ini merupakan agenda tahunan. Dan untuk tahun ini mengambil tema "Membangun Sinergi Menuju WTP". Reformasi bidang keuangan yang sudah dilaksanakan mampu meraih kepercayaan publik terhadap pengelolaan keuangan negara.

"Meningkatnya raihan opini WTP dan menurunnya opini disclaimer atas semua lembaga/kementerian dan pemerintah daerah adalah bukti membaiknya laporan keuangan dan akuntasi," ungkapnya.

Acara Rakernas Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Tahun 2013 yang berlangsung satu hari ini dihadiri sejumlah pimpinan lembaga tinggi, Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, anggota DPR, Gubernur/Bupati/Wali Kota seluruh Indonesia, pejabat eselon 1-3 kementerian dan daerah. Selain acara pembukaan dan pemberian penghargaan, juga ada presentasi dari sejumlah pemakalah.

Pada kesempatan itu, Wakil Presiden didampingi Menko Perekonomian dan Menteri Keuangan memberikan penghargaan kepada lembaga Dewan Perwakilan Daerah, Komisi Yudisial, Mahkamah Agung, Kementerian Dalam Negeri, Luar Negeri, Perdagangan, Hukum dan Ham, ESDM, Kehutanan, PU, Agama, LH, KUKM, PPA, BUMN, PDT, Keuangan, Sosial, Ristek, BPK, Pertahanan, Industri, Kesehatan, Polri, PPATK, Menkopolhukham, Menko Perekonomian, Menko Kesra, LAN, Lemhanas, dan BIN.


Berdasarkan laporan panitia, ada 15 Gubernur yang mendapatkan penghargaan karena mencapai opini WTP. Selain Provinsi Jawa Barat, antara lain Sumbar, Jambi, Bengkulu, Jateng, Jatim, Sulsel, Sulut, Sulteng, Riau, Kepri, Kalbar, DIY, NTB, dan Lampung. Selain itu ada sejumlah Kabupaten/Kota yang juga mendapatkan penghargaan, di antaranya Kota Banda Aceh, Kota dan Kabupaten Tangerang, Kabupaten Muko-Muko serta Kota Yogjakarta.[jul]

Kerja Dalam Senyap; Gubernur Aher Raih Penghargaan ke-113

Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan (Aher), meraih Anugerah Pelopor Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) dalam puncak acara Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas) ke-18, di Gedung Sasono Utomo, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Kamis (29/8/2013).

 Penghargaan diberikan langsung oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek), Gusti Muhammad Hatta. Penghargaan itu merupakan yang ke-113 diterima Aher sejak kali pertama menjabat orang nomor satu di Jawa Barat, 2008.

 Menurut Gusti, penghargaan itu layak diberikan kepada Aher karena ia dinilai salah satu gubernur yang proaktif dan memiliki prakarsa tinggi dalam mempelopori pelaksanaan penguatan SIDa di Jawa Barat.

 “Ini bukti adanya respons dan sikap pro-aktif kepala daerah dalam mendukung kebijakan Pemerintah,” kata Gusti dalam dalam rilis yang diterima Okezone.

 Penilaian atas penghargaan itu dilakukan tim gabungan dari Kemenristek dan Kemendagri. Penilaian meliputi keberpihakan gubernur dalam mewujudkan iptek yang mendorong daya saing daerah, sinergitas stakeholders iptek di daerah, serta prakarsa gubernur untuk mengembangkan tema-tema strategis di daerah.

 “Penilaian juga dilakukan melalui fact finding dengan mengunjungi klaster yang diajukan Jawa Barat,” jelas Gusti.

 Mendapat penghargaan ke-113, Aher bersyukur. Ia menyebut penghargaan itu sebagai bentuk pengakuan pemerintah pusat terhadap Pemprov Jawa Barat dan pihak terkait lainnya.

 “Sudah tentu penghargaan ini dipersembahkan bagi masyarakat Jawa Barat," ungkap Aher.

 Sementara itu, dasar Pengembangan SIDa, yaitu Peraturan Bersama Menristek dan Mendagri Nomor 03/2012 dan Nomor 36/2012 tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa). SIDa adalah keseluruhan proses dalam satu sistem untuk menumbuhkembangkan inovasi yang dilakukan antar institusi pemerintah, pemerintah daerah, lembaga kelitbangan, lembaga pendidikan, penunjang inovasi, dunia usaha, dan masyarakat di daerah.

 Kepala Bappeda Jawa Barat, Deny Juanda Puradimaja, mengatakan keberpihakan dan sikap pro-aktif Aher dalam mewujudkan iptek mendorong daya saing daerah. Di antaranya pembangunan Jawa Barat berbasis iptek, seni, dan budaya, sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 02 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) periode 2008-2013

 Sedangkan pembentukan Tim Koordinasi SIDa Provinsi Jawa Barat, kata Deny, menyusul dengan diterbitkannya Keputusan Gubernur Nomor 120/Kep.823-Bapeda/2013 tentang Tim Koordinasi SIDa Jawa Barat yang bertugas mengkoordinasikan penyelenggaraan SIDa di Jawa Barat, yang meliputi penataan, penguatan, dan pengembangan sistem inovasi daerah.

 *http://bandung.okezone.com/read/2013/08/29/530/857475/gubernur-aher-raih-penghargaan-ke-113

Heryawan Siap Jika Ibu Kota RI Pindah ke Jabar

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan setuju jika Ibu Kota RI dipindah ke Jawa Barat. Hal tersebut menyusul keinginan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono untuk menata pemerintahan.

“Kita hanya menyatakan kesiapannya jika memang Jabar menjadi Ibu kota,” ujar Heryawan kepada wartawan, Kamis (12/9/2013).

Saat ditanya, wilayah mana yang cocok untuk menjadi Ibu Kota? Heryawan enggan mengungkapkannya. “Jangan dulu dong, nanti saja disebutkannya,” singkat Heryawan.

Menurut dia, beberapa kota di Jabar yang juga dekat dengan DKI Jakarta sangat memungkinkan dijadikan sebagai Ibu Kota.


“Jangan disebut dulu, nanti tanahnya mahal,” tutur dia sambil melepas senyum.[jul]

**sumber : http://inilah.com

Jabar Akan Punya Bus Rapid Transit pada 2014

Jawa Barat akan mendapat bantuan dari pemerintah pusat untuk membangun bus rapid transit (BRT) pada 2014. BRT adalah sebuah sistem bus yang secara umum mirip Trans Jakarta.

BRT itu nantinya akan jadi salah satu solusi kemacetan melalui sistem transportasi massal yang aman, nyaman, murah, dan bebas dari macet.

Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat, Dedi Taufik, mengatakan, sudah mendapat informasi dari Kemenhub yang akan memberi bantuan terkait BRT pada 2014.

"Tapi kita belum tahu apakah nanti bantuannya berupa hibah dana atau berupa bus, kita pokoknya terima saja," ujar Dedi di Bandung, Jawa Barat, Rabu (11/9/2013).

BRT itu nantinya akan ada di Kota Bandung, tapi pihaknya mengusulkan agar BRT menghubungkan kawasan Metropolitan Bandung Raya yang meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, dan Kabupaten Sumedang.

"Itu sedang kita kaji, karena dari pemerintah pusat memang ada batasan kilometer. Batasan (satu koridornya) berkisar 22 kilometer, tapi kita minta lebih. Pemerintah pusat pun mempersilahkan asal ada kajiannya," jelasnya.

Selama ini, Kota Bandung memang sudah memiliki Trans Metro Bandung, namun koridornya hanya melayani rute dalam Kota Bandung, alias tidak terhubung dengan daerah tetangganya.

"Kalau kita mau menyelesaikan masalah transportasi, kita harus bicara metropolitan, bukan hanya Kota Bandungnya saja," ungkap Dedi.

Selain di kawasan Metropolitan Bandung Raya, rencananya BRT juga akan ada di kawasan Bogor, Depok, dan Bekasi. Tiga wilayah itu nantinya akan saling terhubung dengan rute BRT hingga Jakarta.

Untuk membangun sistem BRT memang tidak mudah. Sebab selain harus ada bus, berbagai sarana dan prasarana penunjang lainnya juga harus disiapkan secara matang mulai dari rambu-rambu, halte, penyediaan lajur khusus, hingga masalah ticketing.


Meski begitu, Dedi menyatakan kesiapannya menjalankan BRT di Jawa Barat. "Yang paling penting kita siap untuk menerima bantuan BRT itu karena merupakan solusi dalam rangka menyelesaikan masalah transportasi," tandasnya. 

***sumber : http://okezone.com

Provinsi Jabar Rayakan Ultah ke-68, Ini Harapan Aher

Provinsi Jawa Barat hari ini tepat berusia 68 tahun. Dengan usia itu, Jawa Barat dinilai banyak mengalami kemajuan dari waktu ke waktu.

“Dari 1945 sampai 2013 ada perubahan, perbaikan, dan kemajuan sudah sangat banyak. Itu pantas kita syukuri,” ujar Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan (Aher), di Gedung DPRD Jawa Barat, Kota Bandung, Senin (19/8/2013).

Berbagai kemajuan itu tak lepas dari dukungan dan kerja sama banyak pihak. Beberapa kemajuan itu di antaranya dari segi pendidikan, infrastruktur, dan ekonomi.

Namun, Aher mengaku masih ada kekurangan yang harus diperbaiki agar Jabar lebih maju lagi. Setidaknya ada delapan fokus yang jadi perhatian Aher bersama seluruh jajaran pemprov.

“Fokus program kita pendidikan ke depan akan melakukan pendekatan pendidikan gratis supya tidak ada hambatan untuk siapa pun menikmati pendidikan. Kedua fokus kita masalah kesehatan, ketiga infrastruktur,” jelasnya.

Aher juga akan fokus dalam program perbaikan ekonomi pertanian, ekonomi non pertanian, lingkungan, seni budaya dan pariwisata, serta terakhir ketahanan keluarga.

“Harapannya, ke depan Jawa Barat lebih maju lagi. Makanya visi kita Jawa Barat yang lebih maju dan sejahtera,” ucapnya.

Sementara itu, peringatan HUT Provinsi Jawa Barat ke-68, para PNS di lingkungan pemprov melakukan apel besar di Lapangan Gasibu.

Dalam apel tersebut, Aher memberikan penghargaan kepada 83 PNS yang sudah bekerja 30, 20, dan 10 tahun. Ada juga penyerahan anugerah Lembaga Kerja Sama (LKS) Tripartid Award 2013 kepada Kabupaten Bandung, Kota Bandung, dan Kabupaten Bogor.

Aher juga menyerahkan penghargaan Anugerah Inovasi Jawa Barat (AIJB) 2013 serta sertifikat ISO 9001-2008 kepada Biro dan OPD lingkup Pemprov Jawa Barat.


Puncak peringatan dilakukan dengan menggelar sidang paripurna istimewa di DPRD Jawa Barat.

Gubernur & Kepala Daerah se-Jabar Deklarasikan Sanitasi Sehat



Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan (Aher), dan perwakilan 26 pemerintahan kabupaten dan kota se-Jabar mendeklarasikan kampanye sanitasi sehat bertajuk Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

Deklarasi digelar di Saung Angklung Udjo, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (5/9/2013).

Ada tiga poin dalam deklarasi itu. Pertama, menggalang peningkatan akses sanitasi melalui koordinasi, sinkronisasi kebijakan, perencanaan, penganggaran dan implementasi.

Kedua, menggerakkan dan mengoptimalkan peran masyarakat dengan strategi STBM. Ketiga, menggalang kerjasama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan akses sanitasi.

“Tentu secara umum pada bidang kesehatan kita punya program lain. Tapi melalui deklarasi ini kita buat titik tekan untuk program sanitasi,” katanya.

Basis dari kampanye sanitasi sehat menurutnya adalah meningkatkan kesadaran warga akan pentingnya sanitasi sehat. “Kami dorong pelatihan-pelatihan, penyadaran, kemudian perubahan perilaku kita dorong supaya berubah, itu yang kita lakukan,” tuturnya.

Soal kondisi di Jabar, data pada 2010 tercatat rumah tangga yang telah memiliki jamban sehat baru sekira 68 persen. Sedangkan rata-rata kejadian diare per 1.000 penduduk mencapai 3.428 kasus.

Data itu menunjukkan ketersediaan sarana tidak serta merta memberikan dampak signifikan terhadap kejadian penurunan diare.

Untuk itu, ada beberapa langkah lain yang harus ditempuh untuk menurunkan angka kejadian diare di antaranya dengan berhenti buang air besar sembarangan, pengelolaan air minum dan makanan di rumah tangga, cuci tangan dengan sabun, pengelolaan limbah cair, serta mengelola sampah rumah tangga.


Aher pun berjanji memfasilitasi berbagai pelatihan untuk mendukung program sanitasi bersih. "Tentu ketika membuat pelatihan, membuat duta sanitasi, itu yang kita anggarkan, itu insya Allah anggarannya akan ter-cover seluruhnya (oleh APBD),” tutupnya.

Pentas Seni Jabar Digelar Sepekan

Pentas Seni Jawa Barat 2013 yang digelar di Monumen Perjuangan Jawa Barat, Kota Bandung, secara resmi dibuka oleh Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar.

Pekan Seni itu digelar sejak 8 hingga 13 September 2013. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian peringatan HUT Jawa Barat ke-68.

Dalam satu pekan, berbagai macam kegiatan yang bersentuhan dengan seni budaya tradisional digelar di sana, seperti pameran seni, workshop, helaran, festival wayang internasional, hingga pagelaran seni yang ditampilkan 26 kabupaten/kota se-Jawa Barat.

Deddy mengatakan, seni budaya merupakan warisan leluhur bangsa. Berbagai seni dan budaya itu adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Jawa Barat.

“Sepanjang perjalanan yang panjang dalam perkembangan budaya dan masyarakat nusantara, seni dan budaya tradiasi telah mengisi relung hidup dan ruang budaya generasi bangsa sejak zaman Hindu, Budha, Islam hingga modern ini,” kata Deddy dalam rilis yang diterima Okezone, Sabtu (7/9/2013).

Menurutnya, seni dan budaya tradisional saat ini cenderung mulai terpinggirkan. Seni dan budaya tradisional kini terdesak budaya asing serta seni kontemporer.

“Tapi dengan potensi kuat sebagai warisan leluhur, saya percaya dengan upaya cerdas dan kreatif para pelaku seni budaya tradisional, warisan budaya ini akan tetap eksis,” ungkapnya.

Ia berharap, Pentas Seni kali ini jadi wahana eksplorasi positif dan pelestarian keanekaragaman budaya lokal, sekaligus menjadi ajang silaturahim dan pertukaran ide antarsesama pelaku seni, komunitas, pakar, hingga aparat pemerintahan.


"Ini tentu mempercepat pelestarian budaya berbasis kearifan lokal Jawa Barat," tandas Deddy.

Republik Ceko Ajak Pemprov Jabar Kerja Sama Kelola Sampah

Pemerintah Republik Ceko mengajak Pemerintah Provinsi Jawa Barat bekerja sama dalam hal pengelolaan sampah. Ajakan itu pun disambut dengan baik oleh Pemprov Jabar.

"Ceko sebagai negara yang terlebih dulu mengelola lingkungan hidup dengan baik. Mereka mengajukan kerja sama, khususnya tentang pengelolaan sampah. Kita sambut dengan baik," kata Gubernur Jabar Ahmad Heryawan (Aher) di Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (17/5/2013).

Untuk mengelola sampah membutuhkan investasi yang cukup besar. Hal itu disadari betul oleh pemerintah Ceko dan masyarakat. "Di sana masyarakatnya sadar betul, sehingga bayar retribusi sampah mereka mau," ucapnya.

Bedanya di Indonesia, pengelolaan sampah murni dikelola APBD dan APBN. Kalaupun masyarakat mengeluarkan biaya, itu hanya untuk pengelolaan sampah di sekitar lingkungannya.

Saat ini, Pemprov Jabar memang sedang berupaya mengelola sampah dengan baik. Untuk mengelola sampah, Pemprov hanya mampu mengeluarkan USD14 per ton. "Idealnya pengelolaan sampah itu USD20 per ton," tuturnya.


Soal kerja sama dengan Ceko, perwakilan pemerintahan Ceko sudah membawa konsep teknologi dan berbagai rencana dari kerja sama tersebut. "Yang pasti kerja sama ekonomi, teknologi, tapi baru sebatas penawaran saja," jelas Aher. Secepatnya, diharapkan penawaran itu akan dikaji untuk dijajaki. 

***sumber : http://okezone.com

RK Akan Terapkan Hasil Konsep DesignAction.bdg

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil akan mengadopsi hasil workshop dan konferensi DesignAction.bdg 2013 dalam mengatasi permasalahan kemacetan di Kota Bandung.

Soalnya dia telah menitipkan amanat kepada peserta untuk menghasilkan imajinasi desain dan jejaring yang bisa memecahkan persoalan kemacetan.

"Saya menitipkan PR kepada peserta. Saya meminta tolong agar mereka dengan imajinasi desain dan jejaringnya bisa memecahkan persoalan kemacetan dan pergerakan orang di Bandung. Pokoknya ide solutif tersebut akan diadopsi segera," kata Ridwan Kamil di Plaza Balai Kota Jalan Wastukencana Kota Bandung, Jumat (20/9/2013).

Workshop dan Konferensi Internasional Design Action akan digelar di Balai Pertemuan Bumi Sangkuriang Jalan Kiputih Kota Bandung, mulai 1 sampai 3 Oktober 2013. Acara ini akan merumuskan berbagai usulan dan solusi terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi Kota Bandung, terutama yang berkaitan dengan mobilitas urban.

Menurut Ridwan, Design Action 2013 tidak sekadar seminar, tetapi akan menjadi gagasan yang kemungkinan besar bisa diadopsi di Kota Bandung. Usai pembuatan konsep selama tiga hari, proses adopsi konsep akan dilakukan segera.

"Nanti terlihat solusi yang ditawarkan berdasarkan imajinasi desainnya. Saya pastikan bisa diadopsi. Saya seorang desainer, seribu persen mendukung untuk diadopsi," ucapnya.

Di tempat yang sama, Ketua Panitia Workshop dan Konferensi Design Action Tita Larasati menjelaskan, acara akan dihadiri sekitar 200 orang designer terpilih. Para peserta mendaftar yang selanjutnya ditentukan melalui undangan sesuai latar belakang masing-masing.

"Peserta harus lengkap dari berbagai latar belakang. Soalnya yang dibahas tergantung pada kinerja dan diskusi grup saat penyelenggaraan workshop. Tetapi semua komitmen menyumbang ide," bebernya. [gin]


***sumber : http://inilahkoran.com

PROFIL RIDWAN KAMIL


Nama     : M. Ridwan Kamil, ST., MUD 
Alamat   : Jl Dago Pojok 1/6, Bandung
Tempat / Tanggal Lahir : Bandung, 4 October 1971








Ridwan Kamil Lahir di Bandung pada 4 Oktober 1971 Emil adalah anak kedua dari lima children.Emilsebenarnya menyukai sejak imajinasi masa kecil. Ia suka membaca komik dan melihat foto dari berbagaikota di luar negeri setelah ayahnya. Dari yang terakhir maka bayangan akan tampak bahwa kota bisamembuat orang tidak nyaman.

Apalagi sejak kecil Emil juga memiliki semangat kewirausahaan. Ketikasekolah dasar ia telah menjual es mambo buatan sendiri nya.Selama periode sekolah swasta yang dikenal sebagai Emil aktif dan cerdas. Selain aktif di OSIS, Paskibradan klub sepak bola, Emil selalu mendapatkan urutan lima di class.During kuliah di Jurusan ArsitekturITB, Emil juga aktif dalam kelompok-kelompok mahasiswa dan Sunda unit kegiatan seni.Semangat Emil kewirausahaan di kampus dan kemudian tumbuh lagi, untuk mencari dana tambahanuntuk kuliah Emil membuat ilustrasi cat air atau maket untuk dosen.

Pada tahun 1997 Emil lulus dari ITBdan memilih untuk bekerja di Amerika Serikat. Tapi hanya empat bulan bekerja ia dipecat karenadampak krisis moneter dari Indonesia untuk membuat klien tidak membayar untuk pekerjaannya.Emil malu pulang mencoba untuk tetap di Amerika, dan akhirnya ia mendapat beasiswa S2 di Universityof California, Berkeley. Untuk bertahan hidup ia merasa makan sekali sehari dengan menu murah untuk99 sen dan bekerja di paruh waktu di Berkeley perencanaan kota departemen.Dalam pengalaman Amerika untuk bertahan hidup Emil terus tumbuh ketika istrinya, Atalia Praratya,akan melahirkan anak pertama mereka. Ayah yang kini memiliki dua anak tidak punya uang, sehinggaakhirnya dia harus mengakui miskin pada pemerintah kota setempat untuk mendapatkan kesehatan gratis care.Finally, ia menemani istrinya melahirkan di sebuah rumah sakit khusus orang miskin,tepatnya di bangsal penuh wanita berteriak kesakitan saat melahirkan.

Baginya pengalaman jatuh-bangun itu yang hidupnya membentuk nilai-nilai. Emil juga penulis blog ini juga mengklaim ia tidak akan pernah melupakan pengalaman itu dan inilah pengalaman yangmenerbitkan motivasi. Pada tahun 2002 Emil kembali ke Indonesia dan dua tahun kemudian ia mendirikan Urbane tersebut.Menurut Emil dalam empat tahun pertama Urbane memiliki target untuk membangun reputasikomersial, sementara empat tahun ke depan, yang berarti sekarang, fokus Urbane pada pembangunan masyarakat miskin perkotaan. Masalah yang dia alami sendiri.Dari semua pengalamannya yang kemudian Emil memiliki filosofi hidup adalah untuk memberi, untukhidup adalah untuk give.Urbane Kesusesan dirinya bersama-sama pada saat ia menyadari hanya keberuntungan karena roda kehidupan kadang di atas, kadang di bawah.

Orang mengatakan bahwaorang mati meninggalkan nama, tapi untuk keinginan tertinggi Emil adalah untuk mati jika iameninggalkan inspirasi, ide dan cerita yang dapat diikuti oleh orang lain.Dengan hidup dan memiliki kantor kecil di Bandung (hanya cukup untuk 25 orang), juga bekerja sebagaidosen dan ketua Forum Arsitektur ITB Bandung Creative City, Ridwan Kamil mematahkan mitos bahwauntuk berhasil tinggal di Jakarta, memiliki kantor besar dan harus bekerja sebagai seorang profesionalpenuh. Bersama Urbane (Evolution Urban) sebagai arsitektur, perencanaan jasa konsultan dan desainyang ia didirikan pada tahun 2004, Ridwan Kamil yang akrab disapa karya Emil banyak arsitekturdiproduksi di berbagai negara seperti Singapura, Thailand, Bahrain, Cina, Vietnam, United Arab Emiratesdan tentu saja di Indonesia.Generally proyek ini adalah pengembangan kawasan perkotaan atau wilayah10-1000 ha disebut mega proyek.

Beberapa contoh proyek yang ditangani Emil seperti Marina BayWaterfront Master di Singapura, Urban Resort Master Plan Sukhothai di Bangkok, Ras Al KaimahWaterfront Master di Qatar, serta Distrik 1 Residential Saigon Selatan Master Plan di Saigon.While diCina ada adalah Shao Xing Waterfront Masterplan, Beijing CBD Master Plan, dan Guangzhou Science CityMaster Plan.Sementara di Jakarta Emil bekerja untuk Proyek Superblok Rasuna Epicentrum, dari lahan seluas 12 hadibangun Bakrie Tower, Epicentrum Walk, perkantoran, ritel, dan pantai. Sebelum itu ia juga merancangmereka Universitas Tarumanegara Tower I, Al-Azhar International School di Kota Baru Parahyangan,Bandung, dan Grand Wisata Community Club House di Jakarta, Kalimantan Timur Pupuk IT Center balikpapan, dan banyak lagi.Keberhasilan itu ditambah dengan penghargaan memenangkan 20 kontes, baik dengan Urbane ataucontoh private.For, pada tahun 2009 dan 2008 Urbane dianugerahi BCI Asia Top 10 Awards untukkategori membangun bisnis desain. Selain Emil juga merupakan juara dalam merancang MuseumTsunami di Aceh dan memenangkan Penghargaan Pengusaha Muda Kreatif pada tahun 2006 dari BritishCouncil.

PROFIL ODED MUHAMMAD DANIAL



“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesama.”

Kutipan sabda Rasulullah SAW tersebut menjadi motivasi dalam keseharian Ust. Oded Muhamad Danial atau lebih dikenal dengan sebutan Mang Oded. Sebagai salah satu pejabat publik sekaligus ustadz, mang Oded dikenal sebagai tokoh yang sederhana, santun, ramah, arif dan memiliki kepedulian sosial yang tinggi.

Mang Oded lahir pada tanggal 15 Oktober 1962 di Kota Santri Tasikmalaya. Suami dari Siti Muntamah ini diamanahi sebagai Wakil Ketua Komisi B DPRD Kota Bandung sekaligus sebagai Ketua DPD PKS Kota Bandung.

Mang Oded dibesarkan di lingkungan pedesaan dengan kondisi penuh kesederhanaan. Semenjak di bangku sekolah menengah pertama, Mang Oded sudah terjun ke dalam dunia dakwah. Berceramah dari satu kampung ke kampung lainnya serta aktif di Pelajar Islam Indonesia. Pengabdian di jalur dakwah dirasakan Mang Oded sebagai saluran yang paling tepat untuk idealisme hidupnya.

Keberhasilan menjadi pemimpin dalam keluarga pada hakikatnya adalah kunci pembuka keberhasilan Mang Oded dalam melaksanakan amanah yang diembannya. “Rumahku Syurgaku” menjadi filosofi ketahanan keluarga. Dari situ muncul sosok pejabat publik yang nyunda, nyantri dan nyantika, bunda yang mengayomi seluruh elemen masyarakat Kota Bandung dan menghasilkan anak-anak yang cerdas dan prestatif sebagai generasi penerus harapan bangsa.

Dengan semangat pelayanan, Mang Oded terus menjalin komunikasi dan kerja sama yang baik dengan seluruh stakeholder di Kota Bandung. Baik dari kalangan legislatif, eksekutif, ormas maupun organisasi kepemudaan untuk menghadirkan Kota Bandung yang lebih baik.

Bahkan dalam perjalanan pengabdiannya, Mang Oded pernah menjabat sebagai Ketua RW 01 Kelurahan Sukaraja Kecamatan Cicendo Kota Bandung. Dalam pandangan Mang Oded, RW adalah ujung tombak bagi pembangunan masyarakat di lapisan paling bawah, apabila RW yang ada di Kota Bandung berdaya guna secara maksimal maka kemajuan Kota Bandung akan bisa terwujud.

Selain menjabat sebagai Anggota DPRD, Mang Oded juga sebagai Pembina Majelis Taklim Al Ukhuwwah serta Pembina Persaudaraan Seniman Bandung. Semua kesibukannya itu, tidak lain sebagai implementasi dari filosofi Mang Oded dalam menjalani kehidupan, Sebaik baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesama.


Riwayat Pendidikan
SD Lengkong, Tasikmalaya, 1976
SDN 1, Tasikmalaya, 1979
STM Negeri, Tasikmalaya, 1982


Aktif mengikuti pelatihan-pelatihan tentang pengelolaan keuangan daerah serta hal yang berkaitan dengan tugas sebagai Dewan di luar negeri, seperti Jerman, Perancis, China, dan Thailand

Riwayat Pendidikan
Pelajar Islam Indonesia
Pemuda Persatuan
Ketua Majlis Pertimbangan Daerah PKS Kota Bandung(2006-2009)
Ketua DPD PKS Kota Bandung
Ketua Pembina Majlis Taklim Al Ukhuwwah
Pembina Persaudaraan Seniman bandung (Paseban)

Pekerjaan
Anggota DPRD Kota Bandung 2009-2014
Wakil ketua Komisi B DPRD Kota Bandung

Untuk Pelantikan, Oded Jahit Pakaian di Tetangga


Wakil Wali Kota Bandung terpilih periode 2013-2018 Oded M Danial memilih menjahit pakaian untuk istri dan 7 putrinya di penjahit Agung tetangga rumahnya.

"Saya dan keluarga dari dulu menjahit pakaiam di tetangga termasuk untuk pelantikan," ujar Oded usai bersilaturahmi di Polrestabes Bandung, Jumat (13/9).

Oded memilih menjahit di tetangga sudah kewajiban berbagi rezeki dengan tetangga. "Anak saya tujuh semua perempuan, menjahit pakaian ke Agung Tailor hanya atasan, sedangkan roknya yang menjahit istri saya," ujar Oded. (*)


*** Sumber : http://bandung.okezone.com/

Dada Ingin Hadir untuk Salam Perpisahan ke Warga

Kuasa hukum Dada Rosada, Abidin mengatakan secara pribadi kliennya menginginkan hadir pada pelantikan Wali Kota-Wakil Wali Kota Bandung terpilih 2013-2018 Ridwan Kamil-Oded M Danial (Rido).

Dada ingin sekadar menyampaikan salam perpisahan dan meminta maaf atas kesalahan selama 10 tahun memimpin Kota Bandung.

"Kalau pelantikan kan normatif. Paling penting itu saat pisah sambut. Pak Dada sepertinya ingin bicara sepatah dua patah kata. Mungkin salam perpisahan dan permohonan maaf kalau ada kesalahan selama 10 tahun memimpin Bandung," ungkap Abdidin saat dihubungi melalui telepon selulernya, Kamis (12/9/2013).

Dia menuturkan, pihaknya menyerahkan masalah izin kepada KPK. Bahkan Dada Rosada sudah menyatakan tidak berkeberatan kalau KPK akhirnya menolak permohonan kehadirannya di pelantikan RIDO. "Kalau diizinkan, terima kasih. Kalau tidak, Pak Dada bilang tidak apa-apa," jelasnya.

Terkait surat permohonan, Abidin memastikan batas waktu balasan surat akan diterima pada hari Jumat (13/9/2013). Artinya, kalau sampai batas waktu tersebut masih belum ada jawaban, KPK tidak mengabulkan permohonan yang disampaikan Ketua DPRD Kota Bandung Erwan Setiawan.[jul]


*** Sumber : http://bandung.okezone.com/